Bibirnya merah, dengan rambut disanggul menyerupai pemain kungfu dari cina. Menggunakan seragam putih hitam layaknya sales, pertama kali lelaki itu berjumpa dengannya. "Apa senyum-senyum. Baris rapi dan mulai menghitung," kata pria itu.
"Ia kak," jawabnya lembut, hingga jengkrik pun tak dapat mendengarnya. Mulailah gadis itu menghitung satu, dua, tiga, empat hingga seterusnya yang diikuti oleh kawan-kawannya satu persatu.
Beberapa hari kemudian, dengan seragam yang sama gadis itu duduk disebuah ruang dengan memamerkan wajah sendunya. J10 ruang itu. Ia duduk dibaris ketiga dari depan. Sesekali ia menampakkan tarikan bibirnya yang menawan."Itu cantik kawan. Odomi cepat sebelum di gembok sama yang lain," ujar salah seorang kawan dari lelaki tersebut. "Ah diakan masih maba. Belum tau apa-apa ner," sahut pria "gila" tersebut kepada kawannya kembali.
Pria "Gila" itu terus berceloteh. "Lagian saya belum mandi, nanti dikira saya ini bangkai," sahutnya kemudian disebuah teras kampus, dengan lapisan ubin putih tepat di depan sebuah ruangan dimana gadis idolanya tersebut duduk yang ukurannya tak lebih besar dari lapangan tenis.
"Ah, gayanajie. Tunggu? saya punya ide," kata kawannya sembari memasukkan tangannya kedalam sela-sela celananya sambil menggaruk karena gatal . Tak lama berselang gadis itu pun keluar. Menyapa kami semua dengan kata "ada apa kak? Saya ada pembekalan didalam," tanpa merasa ada yang ganjil ia pun mengatakan kembali "kalau tak ada apa-apa saya masuk lagi yah kak," tunggu dulu dik, bilang lelaki itu padanya. Kalau boleh tau namanya siapa? dan dari jurusan apa dik?. " oh itu. "Adalah kak. Yang pastinya saya dari jurusan elektro," jawabnya. Gadis itu pun kembali keruangannya sambil membawa tas selempangannya berwarna coklat bergambar miky mouse.
Mendengar jawaban tersebut, lelaki tidak waras ini riang tanpa sebab. Wajahnya berseri-seri seperti menang lotre ribuan US Dollar. Ia pun bersegera mandi dirumah seorang kawannya yang jaraknya tidaklah begitu jauh dari kampus teknik. Ia membilas badannya berharap daki yang menumpuk di sekujur tubuhnya hilang, walaupun itu hanya enam hingga tujuh timbah saja. Baik kalau pakai sabun?. Bukan hanya itu saja? Agar tampil rapi ia mengganti pakaian cumal yang dipakinya berhari-hari. Berharap dapat mempesona gadis pujaannya tersebut tanpa menyadari celana yang dipakinya sobek kiri kanan.
Hari-hari pun berlalu. Hingga pria gila itu benar-benar mulai jatuh hati padanya dan mencari tau segala sesuatu yang berhubungan dengan gadis tersebut. Walau sebenarnya, gadis itu tau bahwa pria yang berpenampilan acuh dan berantakan tersebut sering mencuri-curi pandang dengannya dan suka dengannya, namun hatinya seperti batu dan sulit untuk ditaklukan.
Hingga suatu ketika, pria rock n roll ini melihat gadis tersebut tepat berjalan didepannya. Gadis itu memakai baju pink, dengan jaket diikat dileher, rambut disanggul dan memakai sepatu jenis Croch berwarna bening, yang sering membuat jari-jemari kakinya menjadi lecet karena sempitnya sepatu yang ia gunakan.
Tanpa berpikir lama, pria ini menawarkan niat baiknya pada gadis tersebut. "Boleh saya antar pulang. Tidak pakai ongkos kok. Dijamin selamat sampai di tujuan," gombalnya pada gadis tersebut yang hanya disambut senyum manis sembari mengatakan "nda usahmi kak. Saya bisa pulang sendiri," sambil mengayunkan kakinya selangkah demi selangkah menjauh dari pria tersebut. "Terima kasih kak," lagunya kemudian.
Ia menyadari kesalahan bodohnya. Ia tak sanggup mengungkapkan rasa sukanya pada gadis tersebut. Entah ia gugup ataukah hanya ekting belaka atau ia tak dapat berkata-kata karena kehabisan akal untuk menyampaikan niatnya itu. Hingga suatu malam di kediaman seorang teman baiknya yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah kos-kosan gadis tersebut, ia memberanikan diri untuk menelpon pujaan hatinya. Saya tau pulsanya saat itu hanya sebesar Rp 21.105 ribu, dengan ponsel fleksi merk nokia 6275i ditangannya. Sementara gadis tersebut menggunakan ponsel GSM jenis Nokia 6630.
"Selamat malam. Ngapain nih. Saya nda mengganggu kan," awal mula pembicaraannya dengan gadis tersebut yang tidak begitu lama."Baik ji kak. Ada apa?" balas gadis ini. Jantungnya terus bergetar terasa bak gunung meletus detik dimana ia ingin menyampaikan rasa suka pada pujaannya itu. Pria ini berada diteras waktu itu, duduk melantai dan harap-harap cemas atas apa yang nantinya ia katakan. "Gini, jangan kaget nah. Terserah mau nanggapi atau tidak. Mau nda jadi bagian dari hidupku?,kata pria ini disambut kebingungan oleh gadis tersebut sambil mengatakan "maksudnya apa? saya nda ngerti," okelah kalau gitu, saya langsung aja. Mau nda jadi pacarku?? tanya pria itu padanya. Ia sempat terdiam beberapa saat. Lalu ia menyampaikan saya mau tapi ada syaratnya, kata gadis itu. Apa syaratnya? Kata pria tersebut. Syaratnya mudah kok, saya ingin melihat kita berubah dan jangan lagi minum-minuman keras,main domino, dan lebih rapi lagi kalau perlu pakai kemeja, prasyarat yang diberikan padanya.
Ia pun menyanggupi prasyarat gadis itu, kecuali yang terakhir. Sukurnya, gadis itu mau mengalah soal pakian.Malam itu tidak ada jawaban pasti apakah ia menerima pinangan lelaki gila tersebut ataukah menolaknya. Gadis itu hanya mengatakan kita harus berubah dulu, setelah itu nanti saya kabari, apakah saya terima atau tidak? katanya, yang juga menutup pembicaraan malam itu.
Sudah hampir sebulan gadis tersebut tak pernah sekalipun memberikan jawabannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang pada akhirnya memaksa pria itu menelponnya kembali. "Selamat malam. Kapan kita mau bilang. Capema begini. Bilang saja kalau nda mau. Saya ikhlas jie," sulut pria tersebut. "Ia ini juga baru mau ngomong. Saya terima jaki. Tapi ingat dengan prasyratku. Awas kalau melanggar! Ancam gadis tersebut padanya. Alhasil sejak saat itulah dua sejoli ini resmi mendulang kisah kasihnya setahun lebih.
Sebut saja gadis itu Met-met, wanita terbaik yang pernah kukenal. Bintang Hidupku dan sih ubur-ubur adalah julukan buatnya. Ayu, berparas putih, pemalu, rabut ikal, tingginya kira-kira sebahuku, kukunya bersih, tahi lalat tepat dibawah bibir sebelah kanannya. laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Harry Potter adalah bacaan favoritnya. Apalagi kalau ada rujak ditemani musik korea semisal Utada Hikaru. Belum lagi hobinya yang suka ngemil kalau malam, dan kata-katanya "kita ito toh," yang selalu terngiang ditelingaku hingga sekarang. Barang-barang berbau pink hingga unggu adalah kesukaannya.
Namun kisahku telah usai dengan gadis kelahiran 9 November 1989 ini. Hubungan kami kandas 2009 lalu. Agar ia melupakanku kulakukan berbagai macam cara termasuk berpetualang cinta secara terang-terangan. Maklum sahabatnya kebetulan menjalin hubungan pula dengan sahabatku, saya yakin dengan cara ini berita mengenaiku pasti masuk kedalam telinganya. Tujuanku tiada lain agar ia membenciku dan memutuskan aku. Awalnya kuyakin ku dapat bersama dengannya untuk selamanya. Kutembus segala sesuatu yang menjadi penghalang bagiku. Aku tak peduli siapa dia? Dari mana dia berasal? Apa suku dan rasnya? Namun saat dihadapkan dengan "Agama" aku tak kuasa untuk menangkisnya. Tidak mungkinlah aku menyeretnya masuk kedalam kenyakinanku sementara kutahu dia adalah seorang nasrani taat.
Setahun lebih kupendam cerita ini dengan apik dan rapi tanpa seorang pun mengetahuinya. "This is reality" sms terakhir kukirim padanya, Sabtu 6 Juni 2010 lalu.
"Nda usah mi d jelaskan. Yg dl ya dulu nda usah mi d bw2 ke ms skrng...Mls ka ungkit2 yg dl, nda mrh ka jg.. Kyx bgtu mo sj," kutipan sms terakhir darinya yang kuterima. Kekecewaan sudah pasti menderanya, kata maaf pun tak cukup mengobati hatinya yang pernah kulukai. Seandainya Allah Swt memberikanku kehidupan sekali lagi didunia, saya ingin bersama dengannya, terlahir sebagai dua insan yang seagama dan seiman. Sehingga agama bukan lagi menjadi batu penghalang dan menjadi duri disetiap insan manusia yang saling mencintai.
"Maaf jika selama ini kumenyakitimu," adalah kata "basi" yang sering diungkapkan seseorang jika salah. Namun ku hanyalah manusia yang terjebak diantara dua pilihan antara kepercayaan dan cinta tulus dari seorang wanita yang benar-benar menyayangiku secara tulus, bersedih dikala aku sakit dan rela mengorbankan apapun demiku. Hanya maaf dan maaf yang bisa kusampaiakan.
"Ia kak," jawabnya lembut, hingga jengkrik pun tak dapat mendengarnya. Mulailah gadis itu menghitung satu, dua, tiga, empat hingga seterusnya yang diikuti oleh kawan-kawannya satu persatu.
Beberapa hari kemudian, dengan seragam yang sama gadis itu duduk disebuah ruang dengan memamerkan wajah sendunya. J10 ruang itu. Ia duduk dibaris ketiga dari depan. Sesekali ia menampakkan tarikan bibirnya yang menawan."Itu cantik kawan. Odomi cepat sebelum di gembok sama yang lain," ujar salah seorang kawan dari lelaki tersebut. "Ah diakan masih maba. Belum tau apa-apa ner," sahut pria "gila" tersebut kepada kawannya kembali.
Pria "Gila" itu terus berceloteh. "Lagian saya belum mandi, nanti dikira saya ini bangkai," sahutnya kemudian disebuah teras kampus, dengan lapisan ubin putih tepat di depan sebuah ruangan dimana gadis idolanya tersebut duduk yang ukurannya tak lebih besar dari lapangan tenis.
"Ah, gayanajie. Tunggu? saya punya ide," kata kawannya sembari memasukkan tangannya kedalam sela-sela celananya sambil menggaruk karena gatal . Tak lama berselang gadis itu pun keluar. Menyapa kami semua dengan kata "ada apa kak? Saya ada pembekalan didalam," tanpa merasa ada yang ganjil ia pun mengatakan kembali "kalau tak ada apa-apa saya masuk lagi yah kak," tunggu dulu dik, bilang lelaki itu padanya. Kalau boleh tau namanya siapa? dan dari jurusan apa dik?. " oh itu. "Adalah kak. Yang pastinya saya dari jurusan elektro," jawabnya. Gadis itu pun kembali keruangannya sambil membawa tas selempangannya berwarna coklat bergambar miky mouse.
Mendengar jawaban tersebut, lelaki tidak waras ini riang tanpa sebab. Wajahnya berseri-seri seperti menang lotre ribuan US Dollar. Ia pun bersegera mandi dirumah seorang kawannya yang jaraknya tidaklah begitu jauh dari kampus teknik. Ia membilas badannya berharap daki yang menumpuk di sekujur tubuhnya hilang, walaupun itu hanya enam hingga tujuh timbah saja. Baik kalau pakai sabun?. Bukan hanya itu saja? Agar tampil rapi ia mengganti pakaian cumal yang dipakinya berhari-hari. Berharap dapat mempesona gadis pujaannya tersebut tanpa menyadari celana yang dipakinya sobek kiri kanan.
Hari-hari pun berlalu. Hingga pria gila itu benar-benar mulai jatuh hati padanya dan mencari tau segala sesuatu yang berhubungan dengan gadis tersebut. Walau sebenarnya, gadis itu tau bahwa pria yang berpenampilan acuh dan berantakan tersebut sering mencuri-curi pandang dengannya dan suka dengannya, namun hatinya seperti batu dan sulit untuk ditaklukan.
Hingga suatu ketika, pria rock n roll ini melihat gadis tersebut tepat berjalan didepannya. Gadis itu memakai baju pink, dengan jaket diikat dileher, rambut disanggul dan memakai sepatu jenis Croch berwarna bening, yang sering membuat jari-jemari kakinya menjadi lecet karena sempitnya sepatu yang ia gunakan.
Tanpa berpikir lama, pria ini menawarkan niat baiknya pada gadis tersebut. "Boleh saya antar pulang. Tidak pakai ongkos kok. Dijamin selamat sampai di tujuan," gombalnya pada gadis tersebut yang hanya disambut senyum manis sembari mengatakan "nda usahmi kak. Saya bisa pulang sendiri," sambil mengayunkan kakinya selangkah demi selangkah menjauh dari pria tersebut. "Terima kasih kak," lagunya kemudian.
Ia menyadari kesalahan bodohnya. Ia tak sanggup mengungkapkan rasa sukanya pada gadis tersebut. Entah ia gugup ataukah hanya ekting belaka atau ia tak dapat berkata-kata karena kehabisan akal untuk menyampaikan niatnya itu. Hingga suatu malam di kediaman seorang teman baiknya yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah kos-kosan gadis tersebut, ia memberanikan diri untuk menelpon pujaan hatinya. Saya tau pulsanya saat itu hanya sebesar Rp 21.105 ribu, dengan ponsel fleksi merk nokia 6275i ditangannya. Sementara gadis tersebut menggunakan ponsel GSM jenis Nokia 6630.
"Selamat malam. Ngapain nih. Saya nda mengganggu kan," awal mula pembicaraannya dengan gadis tersebut yang tidak begitu lama."Baik ji kak. Ada apa?" balas gadis ini. Jantungnya terus bergetar terasa bak gunung meletus detik dimana ia ingin menyampaikan rasa suka pada pujaannya itu. Pria ini berada diteras waktu itu, duduk melantai dan harap-harap cemas atas apa yang nantinya ia katakan. "Gini, jangan kaget nah. Terserah mau nanggapi atau tidak. Mau nda jadi bagian dari hidupku?,kata pria ini disambut kebingungan oleh gadis tersebut sambil mengatakan "maksudnya apa? saya nda ngerti," okelah kalau gitu, saya langsung aja. Mau nda jadi pacarku?? tanya pria itu padanya. Ia sempat terdiam beberapa saat. Lalu ia menyampaikan saya mau tapi ada syaratnya, kata gadis itu. Apa syaratnya? Kata pria tersebut. Syaratnya mudah kok, saya ingin melihat kita berubah dan jangan lagi minum-minuman keras,main domino, dan lebih rapi lagi kalau perlu pakai kemeja, prasyarat yang diberikan padanya.
Ia pun menyanggupi prasyarat gadis itu, kecuali yang terakhir. Sukurnya, gadis itu mau mengalah soal pakian.Malam itu tidak ada jawaban pasti apakah ia menerima pinangan lelaki gila tersebut ataukah menolaknya. Gadis itu hanya mengatakan kita harus berubah dulu, setelah itu nanti saya kabari, apakah saya terima atau tidak? katanya, yang juga menutup pembicaraan malam itu.
Sudah hampir sebulan gadis tersebut tak pernah sekalipun memberikan jawabannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang pada akhirnya memaksa pria itu menelponnya kembali. "Selamat malam. Kapan kita mau bilang. Capema begini. Bilang saja kalau nda mau. Saya ikhlas jie," sulut pria tersebut. "Ia ini juga baru mau ngomong. Saya terima jaki. Tapi ingat dengan prasyratku. Awas kalau melanggar! Ancam gadis tersebut padanya. Alhasil sejak saat itulah dua sejoli ini resmi mendulang kisah kasihnya setahun lebih.
Sebut saja gadis itu Met-met, wanita terbaik yang pernah kukenal. Bintang Hidupku dan sih ubur-ubur adalah julukan buatnya. Ayu, berparas putih, pemalu, rabut ikal, tingginya kira-kira sebahuku, kukunya bersih, tahi lalat tepat dibawah bibir sebelah kanannya. laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Harry Potter adalah bacaan favoritnya. Apalagi kalau ada rujak ditemani musik korea semisal Utada Hikaru. Belum lagi hobinya yang suka ngemil kalau malam, dan kata-katanya "kita ito toh," yang selalu terngiang ditelingaku hingga sekarang. Barang-barang berbau pink hingga unggu adalah kesukaannya.
Namun kisahku telah usai dengan gadis kelahiran 9 November 1989 ini. Hubungan kami kandas 2009 lalu. Agar ia melupakanku kulakukan berbagai macam cara termasuk berpetualang cinta secara terang-terangan. Maklum sahabatnya kebetulan menjalin hubungan pula dengan sahabatku, saya yakin dengan cara ini berita mengenaiku pasti masuk kedalam telinganya. Tujuanku tiada lain agar ia membenciku dan memutuskan aku. Awalnya kuyakin ku dapat bersama dengannya untuk selamanya. Kutembus segala sesuatu yang menjadi penghalang bagiku. Aku tak peduli siapa dia? Dari mana dia berasal? Apa suku dan rasnya? Namun saat dihadapkan dengan "Agama" aku tak kuasa untuk menangkisnya. Tidak mungkinlah aku menyeretnya masuk kedalam kenyakinanku sementara kutahu dia adalah seorang nasrani taat.
Setahun lebih kupendam cerita ini dengan apik dan rapi tanpa seorang pun mengetahuinya. "This is reality" sms terakhir kukirim padanya, Sabtu 6 Juni 2010 lalu.
"Nda usah mi d jelaskan. Yg dl ya dulu nda usah mi d bw2 ke ms skrng...Mls ka ungkit2 yg dl, nda mrh ka jg.. Kyx bgtu mo sj," kutipan sms terakhir darinya yang kuterima. Kekecewaan sudah pasti menderanya, kata maaf pun tak cukup mengobati hatinya yang pernah kulukai. Seandainya Allah Swt memberikanku kehidupan sekali lagi didunia, saya ingin bersama dengannya, terlahir sebagai dua insan yang seagama dan seiman. Sehingga agama bukan lagi menjadi batu penghalang dan menjadi duri disetiap insan manusia yang saling mencintai.
"Maaf jika selama ini kumenyakitimu," adalah kata "basi" yang sering diungkapkan seseorang jika salah. Namun ku hanyalah manusia yang terjebak diantara dua pilihan antara kepercayaan dan cinta tulus dari seorang wanita yang benar-benar menyayangiku secara tulus, bersedih dikala aku sakit dan rela mengorbankan apapun demiku. Hanya maaf dan maaf yang bisa kusampaiakan.
Makassar, 6 Juni 2010
By, Mustadir Darusman (Armand)







Posting Komentar
Silahkan beri komentar dan jangan komentar spam ya. thanks :):