Sore yang indah dan cerah.
Suasana ini baru kudapatkan kembali setelah sekian lama aku menguburkan salah satu tempat terindah bagiku. Yah,sebuah danau kecil dibalut perhiasan pepohonan dan sejumlah orang yang menyalurkan hobinya melalui aktivitas memancing.
Sentuhan angin menambah kenikmatan tersendiri. Sederhana memang. Karena kesederhaan yang dituangkan inilah yang membuatku menjadi penikmat setianya.
Sentuhan angin menambah kenikmatan tersendiri. Sederhana memang. Karena kesederhaan yang dituangkan inilah yang membuatku menjadi penikmat setianya.
Tak berselang lama aku menikmati suasana menyenangkan ini, seorang wanita mengenakan kerudung berwarna putih melayangkan senyumannya kepadaku sembari duduk di sampingku. "Perempuan aneh,"bisik hatiku.
Baru saja aku berniat pindah ke tempat lain, tiba-tiba wanita ini menyapaku. Awalnya aku menjawab seadanya, namun lama-kelamaan terasa akrab juga. Hanya saling bertanya nama, diapun mencoba bercerita tentang kehadirannya di tempat yang kami datangi saat ini.
"Tahu tidak,hampir setiap hari aku datang ke tempat ini. Aku hanya ingin tahu,apa istimewanya tempat ini,namun hingga sekarang aku belum menemukan apa yang selama ini aku cari. Lelah, namun aku tak mau berhenti hingga kudapatkan sesuatu yang selama ini kucari," katanya.
Kubiarkan wanita itu mengeluarkan semua yang ada dipikirannya. Aku hanya memotong pembicaraannya lewat senyumanku, menandakan bahwa aku ingin terus mendengarkan rangkaian isi hatinya yang penuh tanda tanya itu.
Sedih juga kisahnya. "Tangguh juga wanita ini. Bisa menceritakan luapan kesedihannya sementara matanya tak mengeluarkan butiran-butiran kesedihan, hanya jauh memandang kedepan," bisikku lagi.
Mungkin dirinya menganggap aku tak peduli. Disaat dia menceritakan bagaimana dia sangat mencintai seorang pria, bertahun-tahun dia menjalani jalinan cinta yang tak lama lagi dikukuhkan lewat sebuah ikatan pernikahan. Namun akhirnya sang pria mengambil sebuah keputusan yang membuat hatinya hancur. Aku hanya mengucapkan "Mudah-mudahan Allah selalu melimpahan kesabaran di hati yang kadang rapuh," ungkapku.
Aku hanya memberikan sedikit kata-kata yang kuharap bisa menenangkan hatinya yang galau. Namun dia tak menanggapi ucapanku lalu bergegas meninggalkan aku. "Dikasi obat kok seperti itu. Benar-benar aneh," gumamku lagi.
Ternyata wanita itu membawaku sedikit terlibat dalam menyikapi masa lalunya. Aku mencoba menghayati setiap kata yang keluar dari bibir manisnya. Delapan bulan yang lalu kisah memilukan itu menghiasi hidupnya. Semenjak itupula dia terus mencari penyebab keretakan hubungan yang menurutnya kebahagiaan bersama si dia tak akan bisa direngkuhnya lagi.
Lalu apa hubungannya dengan danau? Ternyata pria itu melontarkan sebuah kejujuran kepadanya bahwa dirinya tak bisa membohongi kata hatinya kalau gadis yang selama ini masih tersimpan rapi dihatinya adalah seorang wanita yang mengenalkannya dengan danau itu.
Sehari setelah pria tersebut mengucapkan kata-kata pahit itu, sebuah hal yang tak disangka-sangka. Maut lebih dulu menjemputnya. Terdiam sejenak, sekali lagi kulayangkan sebuah senyuman tipis dan hembusan nafas yang panjang dengan kisah yang kudengar itu.
Rupanya aku sudah berlama-lama ditempat ini. Kuputuskan untuk beranjak dan bergegas pergi. Namun upss,,ada secarik kertas yang berada tepat di bawah kakiku. Pasti kertas ini milik wanita aneh tadi. Aku tak menghiraukan dan tetap kulangkahkan kaki ini.
Namun ada perasaan yang tak wajar di hatiku. Ada sebuah rasa penasaran dengan secarik kertas usang tersebut. Kuberbalik arah dan mengulurkan tangan mengambil kertas itu. Mungkin aku salah dengan sikap penasaranku ini. Namun semua itu kutepiskan.
Dadaku berdetak kencang..semakin kencang..
Seakan tak percaya atas sebuah kepastian yang aku alami. Buliran air mata secara spontan mengalir disetiap sudut mataku.
"Meski ku tak tahu apa yang membuatmu pergi jauh dariku
Setahuku dirimu sangat mencintaku
Tapi aku hargai keputusanmu
Berat kurasakan, namun cintaku akan meringankan bebanku dengan mengikhlaskan kepergianmu disisiku.
Kapanpun engkau rindu atau kah sebaliknya, kuharap kita tak melupakan tempat yang selama ini menjadi saksi kisah kita,"
Yah..Ini isis tulisan yang aku kirimkan untuk kekasihku dulu. Pria yang dia sebutkan itu ternyata kekasih yang selama ini tak bisa tergantikan dihatiku. Sekian lama aku yakin jika suatu saat dia akan kembali padaku..
Danau...
Secara tidak sadar wanita itu telah menemukan jawaban atas apa yang dicarinya di danau ini. Jawaban itu adalah aku. Sementara aku, kutemukan jawaban di tempat ini karena ternyata kepergiannya membawa cintaku bersamanya dan jawabannya kutemukan di danau ini....?? Haruskah aku membenci tempat ini ataukah masih menjadikan tempat ini sebagai tempat terindahku??...
Baru saja aku berniat pindah ke tempat lain, tiba-tiba wanita ini menyapaku. Awalnya aku menjawab seadanya, namun lama-kelamaan terasa akrab juga. Hanya saling bertanya nama, diapun mencoba bercerita tentang kehadirannya di tempat yang kami datangi saat ini.
"Tahu tidak,hampir setiap hari aku datang ke tempat ini. Aku hanya ingin tahu,apa istimewanya tempat ini,namun hingga sekarang aku belum menemukan apa yang selama ini aku cari. Lelah, namun aku tak mau berhenti hingga kudapatkan sesuatu yang selama ini kucari," katanya.
Kubiarkan wanita itu mengeluarkan semua yang ada dipikirannya. Aku hanya memotong pembicaraannya lewat senyumanku, menandakan bahwa aku ingin terus mendengarkan rangkaian isi hatinya yang penuh tanda tanya itu.
Sedih juga kisahnya. "Tangguh juga wanita ini. Bisa menceritakan luapan kesedihannya sementara matanya tak mengeluarkan butiran-butiran kesedihan, hanya jauh memandang kedepan," bisikku lagi.
Mungkin dirinya menganggap aku tak peduli. Disaat dia menceritakan bagaimana dia sangat mencintai seorang pria, bertahun-tahun dia menjalani jalinan cinta yang tak lama lagi dikukuhkan lewat sebuah ikatan pernikahan. Namun akhirnya sang pria mengambil sebuah keputusan yang membuat hatinya hancur. Aku hanya mengucapkan "Mudah-mudahan Allah selalu melimpahan kesabaran di hati yang kadang rapuh," ungkapku.
Aku hanya memberikan sedikit kata-kata yang kuharap bisa menenangkan hatinya yang galau. Namun dia tak menanggapi ucapanku lalu bergegas meninggalkan aku. "Dikasi obat kok seperti itu. Benar-benar aneh," gumamku lagi.
Ternyata wanita itu membawaku sedikit terlibat dalam menyikapi masa lalunya. Aku mencoba menghayati setiap kata yang keluar dari bibir manisnya. Delapan bulan yang lalu kisah memilukan itu menghiasi hidupnya. Semenjak itupula dia terus mencari penyebab keretakan hubungan yang menurutnya kebahagiaan bersama si dia tak akan bisa direngkuhnya lagi.
Lalu apa hubungannya dengan danau? Ternyata pria itu melontarkan sebuah kejujuran kepadanya bahwa dirinya tak bisa membohongi kata hatinya kalau gadis yang selama ini masih tersimpan rapi dihatinya adalah seorang wanita yang mengenalkannya dengan danau itu.
Sehari setelah pria tersebut mengucapkan kata-kata pahit itu, sebuah hal yang tak disangka-sangka. Maut lebih dulu menjemputnya. Terdiam sejenak, sekali lagi kulayangkan sebuah senyuman tipis dan hembusan nafas yang panjang dengan kisah yang kudengar itu.
Rupanya aku sudah berlama-lama ditempat ini. Kuputuskan untuk beranjak dan bergegas pergi. Namun upss,,ada secarik kertas yang berada tepat di bawah kakiku. Pasti kertas ini milik wanita aneh tadi. Aku tak menghiraukan dan tetap kulangkahkan kaki ini.
Namun ada perasaan yang tak wajar di hatiku. Ada sebuah rasa penasaran dengan secarik kertas usang tersebut. Kuberbalik arah dan mengulurkan tangan mengambil kertas itu. Mungkin aku salah dengan sikap penasaranku ini. Namun semua itu kutepiskan.
Dadaku berdetak kencang..semakin kencang..
Seakan tak percaya atas sebuah kepastian yang aku alami. Buliran air mata secara spontan mengalir disetiap sudut mataku.
"Meski ku tak tahu apa yang membuatmu pergi jauh dariku
Setahuku dirimu sangat mencintaku
Tapi aku hargai keputusanmu
Berat kurasakan, namun cintaku akan meringankan bebanku dengan mengikhlaskan kepergianmu disisiku.
Kapanpun engkau rindu atau kah sebaliknya, kuharap kita tak melupakan tempat yang selama ini menjadi saksi kisah kita,"
Yah..Ini isis tulisan yang aku kirimkan untuk kekasihku dulu. Pria yang dia sebutkan itu ternyata kekasih yang selama ini tak bisa tergantikan dihatiku. Sekian lama aku yakin jika suatu saat dia akan kembali padaku..
Danau...
Secara tidak sadar wanita itu telah menemukan jawaban atas apa yang dicarinya di danau ini. Jawaban itu adalah aku. Sementara aku, kutemukan jawaban di tempat ini karena ternyata kepergiannya membawa cintaku bersamanya dan jawabannya kutemukan di danau ini....?? Haruskah aku membenci tempat ini ataukah masih menjadikan tempat ini sebagai tempat terindahku??...
Makassar,15 Januari.








Posting Komentar
Silahkan beri komentar dan jangan komentar spam ya. thanks :):