Pendaki Lima Musim

Bintang Hidupku
Bersama rintik hujan malam ini
Digelapnya malam, di dinginnya udara..
Kau datang hadir dalam penuh bayang

Berikanku sejuta inspirasi dan imajinasi
Sebagai seorang seniman malam. Kau bekukan pikiran ini bersama suara gemercik air dimendungnya langit malam ini.

Detik demi detik berlalu bersama gemuruh langit..
Secerca harapan pun muncul seiring mentari yang telah tengok dari ufuknya hingga akhirnya kau terbenam kembali di batas senja kelabu...

Malam kembali menyapa… tapi kali ini hujan tak turun…
Kulukis parasmu nan elok juwita di tengah rembulan malam di sudut teras jerami beralaskan selimut hatimu.

Kau terus menghantuiku dan hadir dalam mimpi-mimpi lelapku. Hingga akhirnya kuterjatuh dalam lamunan mimpi tak berujung.

Kuingin memilikimu sebelum fajar menyingsing di kaki bukit Rinjani..
Diantara semak belukar  rimbun pada kesunyian pagi…
Hanya kau.. hanya kau yang ada…
Hingga menyadarkanku bahwa kaulah bintang hidupku..

Makassar, 26 Januari 2011, by Armand Sholeh
==============================


Pendaki Lima Musim
Mentari di kaki bukit Gunung Semeru...
Beralun-alun memberikan kegembiraan buat penghuni lereng bukit..
Suara merdu semilir angin pagi
Dirindang-nya pepohonan mematahkan kebuntuan pagi itu...
Dipadu kepakan sayap-sayap burung camar dengan lantunan kicaunya saling berirama..

Diantara reranting pohon cemara…
Terik mentari mulai hadir dalam wujudnya..
Membelah dataran tinggi Semeru…

Kami pendaki lima musim..
Mencoba menantang alam..
Menembus jejak srigala liar ..
Pada rimbanya hutan belukar tak bertuan dan tak bertepi..

Tiba-tiba…
Terngiang kisah sang petualang sejati.. Soe Hok Gie''
Mencari ketenangan pada sajadah luas ilalang Semeru…

Kanvasku mulai menari dan bergetar..
Tak henti diatas pikiran imajinasinya.
Hingga matahari kembali ke ufuknya…
Sembari berkata “kami menyerah” Semeru….

Makassar, 18 Februari 2009, By Armand Sholeh

===============================
Mentari
Tanah lapang tak berujung
Kubisikkan secerca harapan…
Bingarkan Mayapada sang dewa…

Berharap mereka terguncang..
Di bingarnya kerajaan hantanegara…

Wahai Mentari….
Dengarkan kidung ini..
Hingga Hanoman pun
Takkan mampu mengangkat gadanya yang agung….

Makassar, 3 Agustus 2010, By Armand Sholeh
==============================


Doa Anak Negeri Untuk Wasior, Mentawai dan Merapi

Ya Allah…
Untuk kesekian kalinya kau hempaskan negeriku ini dengan ujianmu yang begitu dahsyat.
Untuk kesekian kalinya pula kau luluhlantahkan ibu pertiwiku dengan kebesaranmu.

Dosa apakah negeriku ini yah Allah, sehingga murkamu tak kunjung reda dari negeriku tercinta ini.

Setelah Tsunami-mu yang merendam aceh dan nias dengan korban 150 ribu lebih pada 2004 lalu. Kini, kau luluhlantahkan lagi negeriku dengan benjana Wasior, Mentawai dan Erupsi dahsyat dari Gunung Merapi.

Apa salah kami yah Rab..Apa dosa kami.. sehingga cobaanmu terhadap bangsa kami datang silih berganti.

Kutau... Kutau.., bahwa kau takkan memberikan kami ujianmu ini kecuali kami dapat melewatinya. 
Kami sadari itu yah Rab.

Apakah ini tanda dari kemurkaanmu kepada kami? Yang sering menari dan tertawa diatas penderitaan saudara-saudara kami. 
Ataukah sebagai karma , hukuman  atau ujian atas apa yang dilakukan masyarakat negeri ini.

Jika ini memang hukuman darimu ya Allah. Kami terima dengan ihklas. 

Ampuni kesalahan kami. Kesalahan bangsa ini. Kesalahan para pemimpin dan pendahulu-pendahulu kami yang lalai atas kewajibannya. Ataukah Alam yang sudah bosan dengan kebiadaban kami.

Ampuni kami yah Allah. Ampuni dosa-dosa mereka yang telah engkau panggil duluan dari pada kami.
Ampuni kami yah Allah… Berikan kami petunjukmu. 

Dan jika ini Ujian buat kami berikan kami ketabahan dan bantu kami untuk melewati ini semua.
Kami sadar kami tak mempunyai daya dan upaya kecuali pertolonganmu yah Allah. 

Maka kabulkan doa kami. Doa anak bangsa negeri ini yang hina di hadapanmu yah Rab.. amin..amin yah Rabbal Alamin.

Makassar, 23 November 2010, by Armand Sholeh
================================


Tawa Bidadari
Di sudut ruangan itu kumelihatmu.
Wajahmu ayu laksana dewi shinta dalam kisah Ramayana.
Sesekali goresan tawamu memecahkan ruang kosong tersebut.
Tanpa kau sadari mata-mata yang memandangimu.

Dimana tawamu itu sekarang. Yang mampu merubah gelap menjadi terang, api menjadi air, rumput menjadi padi dan pedih menjadi riang. Dimana..dimana tawa itu bidadari kecilku.

Makassar, 29 Oktober 2010, by Armand Sholeh
===============================


Langit Pun Diam
Lihatlah keangkasa kawan. Betapa indahnya pelangi itu…
Lihatlah keangkasa shobat. Betapa indahnya rembulan itu..
Lihatlah Keangkasa saudara, kau kan menemukan tarian para bidadari yang kesepian.

Jangan tengok kebawah kawan? Karna yakinlah kaukan melihat ketidak adilan merajalela. Laksana negeri anta branta yang konyol dan penuh kemunafikan…

Gong telah serukan.. Genderang perang telah di tabu.. Namun lintah-lintah itu tak bergeming sedikitpun kawan.. Bahkan langitpun terdiam menyaksikan-nya.

Makassar, 12 Mei 2010, by Armand Sholeh
=========================


Doa Seorang wanita
Rupanya manis nan elok. Berkerudung ungu sembari  melantunkan ayat-ayat sang khalik. 
Di teras itu kau duduk meratapi nasibmu.. 
Namun yakinlah doa-doamu tersebut akan di ijabah olehnya.

Taukah kau wanita? Ayat-ayat yang kau bacakan itu menggetarkan arsi-arsi-nya. 
Taukah kau wanita? burung-burung sebagai saksinya. Saksi atas amalanmu.

Jangan menyerah wanita. Tembokpun akan runtuh jika kau mau. Gunung-gunung pun dapat kau pindahkan. Tetap lantunkan ayat-ayat kebesaran miliknya, niscaya Allah akan mengabulkannya..

Makassar, 2 Januari 2010, by Armand Sholeh

No Response to "Pendaki Lima Musim"

Posting Komentar

Silahkan beri komentar dan jangan komentar spam ya. thanks :):